Tantangan Menjadi Guru di Tengah Pandemi Covid-19

Tantangan Menjadi Guru di Tengah Pandemi Covid-19 FORUMBACA.COM

FORUMBACA.COM Covid-19 merupakan pandemi global yang mana menyerang sistem pernafasan. Dan penyakit ini disebabkan oleh Virus corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). WHO(World Health Organization) menyatakan untuk melakukan Physical Distancing. Yaitu berupa menjaga jarak fisik tiap individu, melakukan cuci tangan terus menerus, bekerja,belajar, beribadah didalam rumah. Hal ini pun menyababkan dampak besar bagi masyarakat dunia, tak hanya bagi sektor perekonomian, sosial, Beribadah, tapi juga dalam hal pendidikan. Adanya pandemi corona ini terpaksa membuat Kegiatan belajar harus dilakukan dirumah melalui sistem Online(daring).

Menjadi Guru di Tengah Pandemi Global ini memang begitu sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kegiatan belajar dan mengajar yang seharusnya dilakukan secara tatap muka, terpaksa dilakukan secara online. hal ini pun diungkapkan oleh Ibu Futikhatul Abwab yaitu seorang Guru Bahasa Arab sekaligus Kepala Sekolah di MTS Nurul Huda, Wadeng, Sidayu, Gresik.

“Pandemi Corona Ini merupakan tantangan Global, yang juga merupakan tantangan bagi kami sebagai seorang pengajar. Apalagi saya yang mengajar di tempat yang mana lingkungan masyarakat ekonominya menengah kebawah. Dimana kalau dilakukan adanya pembelajaran sistem Online (Daring) sangat sulit mereka lakukan.”

Lalu apa yang anda lakukan untuk mengatasi masalah tersebut? Sebagai seorang pengajar?

“Kami menyiasati dengan mendatangi rumah siswa/i kami. Karena sebagian besar siswa/i kami bertempat tinggal didaerah yang sama. Paling jauh mungkin beda desa saja, jadi untuk melakukan pembelajaran tiap rumah lebih mudah. Tapi, dalam hal ini kami lakukan pada siswa yang benar-benar tidak memiliki akses untuk belajar, seperti Hp atau laptop. Proses pembelajarannya dengan saya jelaskan dan berikan ringkasan materi, serta saya beri tugas. Tugasnya saya beri sekitar yaa.. 5 soal lah. Saya tak mau memberatkan siswa/i saya, apa lagi dengan tekanan pandemi corona ini”.

Baca Juga:  Rasulullah SAW Sebagai Tauladan Enterpreneur Muslim Dunia

Bagaimana tanggapan anda bila sekolah online/Daring ini tetap dilakukan setelah berakhirnya pandemi corona?

“Kalau dalam hal ini sih, jujur saya kurang setuju. Karena dalam penilaian saya, pembelajaran ini membuat para siswa kurang adanya Interaksi Sosial antar teman dan menjadi individualis, Kreativitas siswa menjadi tidak berkembang karena tak ada orang/bahan yang menyontohkan dan mengembakan bakat dan minat yang dimilikinya, pemahaman terhadap pelajaran kurang, kemandirian kurang karena rata-rata tugas yang diberikan pada siswa dikerjakan orang tuanya hal ini membuat kami para guru bingung untuk memberikan nilai dan memahami yang benar-benar mampu, dan juga menyebabkan siswa tidak memiliki tawadu` pada guru, kita ketahui dengan tidak bertemu secara langsung membuat jarak antar siswa dan gurunya. Dalam kitab ta`lim muta`alim yang mana dalam salah satu pasalnya menyuruh untuk memiliki adab terhadap gurunya, bagaimana bersikap dan tekun dalam menuntut ilmu.”

Bagaimana peran anda sebagai kepala sekolah dalam menangani proses kegiatan belajar mengajar?

“Banyak dari guru di sekolah kami sudah tua. Hal ini menjadi tantangan bagi kami. Mereka sangatlah kesulitan untuk melakukan pengajaran melalui daring. Untuk mengatasi hal ini, kami menugaskan para guru muda/ yang faham dalam menggunakan E-Learning yang dekat dari rumahnya untuk membantunya dalam melakukan pembelajaran Daring. Untuk proses belajar mengajar, kami melakukannya via Whatts Up hal ini kami lakukan dengan penuh adanya pertimbangan.”

Dari wawancara diatas, dapat kita ambil kesimpulan tantangan menjadi guru di tengah pandemi Covid-19

  1. Kurang adanya Interaksi Sosial antar teman dan menjadikan siswa individualis.
  1. Kreativitas siswa menjadi tidak berkembang karena tak ada orang/bahan yang menyontohkan dan mengembakan bakat dan minat yang dimilikinya.
  1.  Pemahaman terhadap pelajaran kurang, karena siswa memiliki cara belajar berbeda-beda, sehingga membuat pemahaman siswa berbeda-beda dalam menanggapai ilmu yang diberikan,
  1.  Kemandirian kurang karena rata-rata tugas yang diberikan pada siswa dikerjakan orang tuanya hal ini membuat kami para guru bingung untuk memberikan nilai dan memahami yang benar-benar mampu,
  1. Siswa tidak memiliki tawadu` pada guru, berkaitan dengan Emosional Question.
Baca Juga:  Dunning Kruger Effect : Ketika Sok Pintar Menghasilkan Kepercayaan Diri

Banyak adanya tantangan guru dalam melakukan pembelajaran ditengah pandemi Corona ini. Dengan pembelajaran via Whatts Up, E-Learning, Zoom, Google Meet, maupun dengan mendatangi tiap rumah siswa merupakan sebagian cara yang di lakukan dalam usaha melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

This Post Has One Comment

Comments are closed.