Gelar Istimewa Cak Jancuk untuk Jokowi, Pantas Kah?

Gelar Istimewa Cak Jancuk untuk Jokowi

FORUMBACA.COM – Pernah mendengar kata Jancuk? โ€œJancuk, nandi ae kon?โ€ (Jancuk, kemana aja kamu?), โ€œtuku gulo, cuk!โ€ (Beli gula, cuk!)

Hai readers Forum Baca! Pasti diantara kalian pernah dong merasa tersinggung, marah, atau bahkan jijik mendengar kata umpatan Jancuk. Untuk yang bukan berasal dari Surabaya atau Malang, pasti kalian akan merasakan hal tersebut. Namun orang asli Surabaya atau Malang juga merasakan hal tersebut kok, meskipun tidak semuanya.

Gelar Cak Jancuk untuk Pak Jokowi

Lalu bagaimana dengan bapak presiden kita yang mendapat gelar Cak Jancuk ? Djadi Galajapo adalah orang yang dengan berani memberi gelar Cak Jancuk kepada Presiden Joko Widodo. Bukan bermaksud menyinggung , ia memberi gelar tersebut yang merupakan akronim dari Jantan, Cakap, Ulet, dan Komitmen (J-A-N-C-U-K). Gak kebayang ya readers, keberaniannya mengungkapkan kata-kata tabu tersebut di hadapan bapak presiden secara langsung.

Sejarah Kata ”Jancuk, Dancuk, Djancok, Dancok”

Seperti yang kita tahu, umpatan tersebut memiliki makna negatif. Tapi readers ada beberapa versi sejarah dimana umpatan Jancuk ternyata tidak sepenuhnya bermakna negatif loo… Yaa walaupun sejarah dari umpatan ini juga belum dapat dipastikan kebenarannya, bolehkan hanya untuk menambah wawasan :).

1. Belanda

Menurut Edi Samson, tim 11 Cagar Budaya Surabaya, umpatan khas orang Surabaya ini berasal dari bahasa belanda yantye ook.Ternyata readers, yantye ook sama sekali tidak memiliki makna negatif. Jika di artikan yantye ook akan bermakna kamu juga. Kosakata ini merupakan kosakata gaul yang sering digunakan remaja Indo-Belanda di tahun 1930-an.

Baca Juga:  Sadio Mane Bakal Jadi Pengganti Messi di Barcelona?

Seperti yang kalian tahu, orang pribumi di masa itu belum banyak yang mengenyam pendidikan. Maka kata tersebut mengalami perubahan bentuk menjadi yanty-ok yang dibaca (yantcook) dan seiring berjalannya waktu berubah menjadi Jancuk (biasalah, lidah orang jawa gak suka yang rumit-rumit).

2. Palemahan Surabaya

Masyarakat Surabaya sendiri percaya bahwa umpatan Jancuk berasal dari Surabaya.Menurut mereka, Jancuk secara etimologis berasal dari akronim Marijan dan Ngencok. Ngencok sendiri memiliki arti berhubungan badan di luar nikah.

Siapa Marijan ?

Jadi readers, berdasarkan masyarakat Surabaya, ada warga Palemahan yang bernama Marijan. Dia gemar berhubungan badan di luar nikah. Namun, ada sebagian masyarakat yang membantah hal tersebut, mereka lebih percaya bahwa Jancuk adalah akronim dari Jaran ngencok.

3. Penelitian Jaseters

Penelitian Jaseters
Menurut penelitian jaseters umpatan ini lahir di Surabaya, pada era kolonial Belanda , berasal dari kata Jan yaitu Jaran dan Cak yaitu kamu. Jancak ini dibuat oleh pemuda yang kecewa terhadap seniornya, kemudian ia berfikir bahwa tidak etis jika menggunakan kata tersebut.

Lalu, digunakanlah suatu kosakata baru dengan tujuan agar sang senior tidak menyadari akan umpatan tersebut. Jadilah Jancak berubah vokal menjadi Jancok. Menurut penelitian jaseters, pemilihin vokal O dikarenakan orang-orangย  lebih familiar menggunakan vokal tersebut.

4. Seniman Belanda

Sejarah yang satu ini cukup unik, walaupun belum terbukti benar adanya. Pada era kolonial Belanda di Indonesia, ada body tank yang bertuliskan JAN COX. Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata JAN COX adalah nama seorang seniman. JAN COX pernah melukiskan nama pujaan tentara Belanda, sehingga dia di apresiasiย  oleh para tentara Belanda dengan cara menuliskan namanya pada body tank.

Kemudian readers, para pejuang Indonesia di saat itu meneriakkan nama JAN COX sebagai pertanda akan kedatangan tentara Belanda.

Baca Juga:  5 Pertanyaan Untuk Evaluasi Tahun 2022

โ€œJANCOX teko.. JANCOX teko ..!!!โ€ ( kira-kira di pandangan saya seperti itu ๐Ÿ™‚

Tank Jancox
Tank Jancox

So readers Forum Baca, itu tadi 4 versi sejarah jancuk. Seperti pisau, Tergantung pengguna akan menggunakan pisau tersebut untuk apa. Jangan lupa readers, tetaplah berperilaku bijak dalam setiap tutur katamu. Jangan beranggapan semua orang akan menerima setiap ucapanmu. Karena sejatinya, mereka bukan boneka yang bisa kau atur gera-geriknya. ๐Ÿ™‚

Oleh: Izzatun Nabila