Melihat Sisi Positif-Negatif Tipe Mahasiswa Aktivis dan Akademisi

Melihat Dua Sisi Positif - Negatif Tipe Mahasiswa Aktivis dan Akademisi

FORUMBACA.COM – Banyak sekali yang bisa dibahas jika menyangkut tentang kehidupan mahasiswa. Semuanya bisa kita bagi dalam beberapa aspek, seperti kehidupan mahasiswa di kampus dan kehidupan mahasiswa di luar kampus. Dengan sudut pandang lain, kita bisa mengategorikan ke beberapa tipe mahasiswa yaitu mahasiswa yang biasa-biasa saja, mahasiswa yang aktif dan mahasiswa yang pasif.

Pada artikel kali ini kita akan fokus pada mahasiswa yang aktif. Aktif disini kita bagi menjadi dua yaitu aktivis dan akademisi. Sehingga kita bisa dapatkan, bagaimana kehidupan mahasiswa yang menyeimbangkan posisinya sebagai mahasiswa aktivis dan akademisi.

Baca juga: Tips Menjadi Mahasiswa Produktif

Dalam konteks akademik, mahasiswa mempunyai tanggung jawab agar mendapat predikat memuaskan dan lulus tepat waktu. Sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Pada sisi lain, mahasiswa juga memiliki kedudukan sebagai bagian dari masyarakat. Dengan maksud, bahwa mahasiswa merupakan garda terdepan dalam menatap perubahan masa depan bangsa. Mari kita telaah satu per satu.

Pertama, mahasiswa akademisi. Mereka cenderung menganggap ruang kuliah sebagai medium satu-satunya sumber ilmu. Padahal, kehidupan setelah kuliah tidak semudah dibayangkan. Sering kali mahasiswa tipe pertama ini kaku ketika berhadapan pada persoalan nyata yang terjadi di masyarakat.

Kedua, tipe mahasiswa yang memiliki kesadaran sosial bahwa label mahasiswa tidak hanya sebagai akademisi, tapi juga tugas sosial. Banyak kegiatan dalam berorganisasi sehingga terkadang melupakan tugas utamanya, yaitu kuliah. Sehingga bisa dikatakan mahasiswa ini standar dari sisi akademiknya.

Terjadinya kontras yang signifikan antara kedua tipe mahasiswa di atas. Sehingga diperlukan tipe mahasiswa yang dapat menyeimbangkan kedua tanggung jawab di atas, yaitu mahasiswa ideal. Maksudnya yaitu mahasiswa yang harus memiliki kesadaran akademik sekaligus kesadaran sosial.

Baca Juga:  Monumen Tikus, Bentuk Penghormatan Pada Para Tikus yang Gugur

Mahasiswa yang beranggapan bahwa kuliah yang harus diselesaikan dengan tanggung jawab dan memiliki kesadaran bahwa pembangunan dasar keilmuan tidak sebatas di ruang kuliah saja. Sehingga mahasiswa ini menciptakan keseimbangan akademik dan organisasi yang sangat dibutuhkan dalam membangun Bangsa Indonesia ke depan.

Mungkin sulit dalam menemukan mahasiswa tipe ini, akan tetapi bukan berarti tidak mungkin. Ada mahasiswa yang beberapa waktu lalu viral dikarenakan tampil sebagai salah satu pembicara di ruang diskusi publik, mengenai isu RUU KUHP, yaitu Muhammad Atiatul Muqtadir, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gajah Mada (UGM).

Tidak hanya aktif berorganisasi dan menyuarakan suara rakyat dengan turun ke jalan, Fathur juga membuktikan dirinya aktif dalam akademik. Lewat akun Instagram pribadinya, Fathur sering menjadi pembicara di acara seminar nasional maupun internasional. Ia sering menyampaikan materi di bidang kepemimpinan.

Ada beberapa tips yang diberikan Bung Fathur dalam salah satu wawancaranya, yang mungkin bisa menjadi acuan bagi mahasiswa di seluruh Indonesia yaitu dengan memaksimalkan potensi-potensi yang ada pada diri mahasiswa itu sendiri.

Potensi-potensi itu ialah potensi spiritual, yang akan menjadi dasar dan landasan yang akan memberikan kita kekuatan untuk membangun hubungan horizontal sesama manusia dan juga pencapaian akademik. Potensi intelektual dengan memperbanyak literasi dan kuliah yang rajin. Terakhir potensi emosional dengan terjun ke masyarakat dan berorganisasi.

Jadi, Dengan memaksimalkan ketiga potensi tersebut, bisa diharapkan mahasiswa yang bisa menyeimbangkan kehidupannya sebagai aktivis, pengurus dan akademisi. Di sinilah peran mahasiswa yang sebenarnya, sebagai “agent of change” bagi Bangsa Indonesia.

Itu sedikit pendapat saya tentang mahasiswa Aktivis dan Akademisi. Jangan hanya jadi mahasiswa pada satu sisi, tapi jadilah keduanya. Terutama untuk mahasiswa baru dan mahasiswa yang menginjak tahun pertama di kampus. Seperti dalam hidup, seimbangkan urusan dunia dan urusan akhirat. Bagi yang minat diskusi, Kuy Ngopi Bareng!

Baca Juga:  Tantangan Menjadi Guru di Tengah Pandemi Covid-19

Oleh: Rais Fauzan

This Post Has One Comment

  1. Ifex Jacobus

    betul, menjadi mahasiswa jangan sampai hanya mengejar akademis saja..karena prinsipnya belajar sebagai mahasiswa adalah belajar dalam arti yang sangat luas….karena jika menjadi mahasiswa hanya mengejar akademis, apa bedanya dengan anak SD…..

    Menjadi mahasiswa selain memperluas pengetahuan namun juga memperluas jangkauan sosial dan kepedulian terhadap isu-isu sosial yang ada di masyarakat….

Comments are closed.