You are currently viewing Monumen Tikus, Bentuk Penghormatan Pada Para Tikus yang Gugur

Monumen Tikus, Bentuk Penghormatan Pada Para Tikus yang Gugur

Spesies tikus yang paling terkenal adalah mencit dengan nama ilmiahnya Mus spp serta tikus got dengan nama ilmiahnya Rattus Norvegicus. Hewan ini ditemukan hampir di semua negara dan termasuk suatu organisme yang dipelajari secara terperinci untuk pembelajaran aspek biologi tertentu. FORUMBACA.COM – Apa yang terlintas pertama kali ada di pikiran kalian ketika melihat tikus, ya T-I-K-U-S. Hewan pengerat yang mungkin bagi sebagian orang imut, lucu dan menggemaskan tapi bagi sebagian orang lainnya sebagai hewan jijik dan menggelikan.

Dalam daftar hewan peliharaan manusia, kebanyakan tikus mungkin berada dalam urutan terbawah atau lebih parahnya lagi, mungkin tidak ada dalam daftar hewan peliharaan yang diminati manusia.

Pernahkah terlintas di pikiran kalian bahwa tikus merupakan pahlawan dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Kok bisa gitu? Mungkin itu pertanyaan yang terlintas di pikiran kalian, apa jasa atau sejarah yang telah diukirnya? Sehingga tikus termasuk pahlawan dalam perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam dunia medis.

Dalam masa pandemi sekarang ini. Sebelum tenaga medis, dokter, dan peneliti kesehatan yang menjadi garda terdepan dalam menghadapi masalah tersebut, ada tikus yang lebih dulu berada di garda terdepan sebagai bahan percobaan.

Tikus yang termasuk dalam spesies tikus Rattus norvegicus mendedikasikan diri mereka sebagai tikus laboraturium. Tikus jenis ini telah digunakan sebagai model hewan yang penting dalam penelitian di bidang kedokteran, kesehatan, psikologi, dan lainnya.

Kita tahu hubungan tikus dan manusia sudah ada sejak 15 ribu tahun yang lalu. Maka seiring berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, tikus sering dijadikan hewan percobaan. Karena karakteristik genetik tikus yang mirip dengan manusia. Sehingga ada muncul analogi “Tikus Percobaan”, istilah tersebut disematkan pada seseorang yang dikorbankan.

Baca Juga:  Cara Membaca Isti'adzah

Menurut para ilmuwan, tikus merupakan hewan mamalia yang memiliki berbagai proses anatomi yang sama dengan manusia. Sehingga suatu eksperimen sebelum dicobakan ke manusia, maka akan dicobakan kepada para veteran tikus terlebih dahulu. Seperti efek kanker dan efek perjalanan ruang angkasa.

Walaupun akhir-akhir ini, beberapa peneliti mempertanyakan tentang keakuratan percobaan yang dilakukan pada tikus, karena sejatinya tikus ya tikus, manusia ya manusia. Seperti peribahasa serupa tapi tak sama. Walaupun begitu mamalia kecil ini masih menjadi salah satu hewan yang paling digemari oleh para peneliti di seluruh dunia.

Melihat besarnya jasa yang telah dilakukan para tikus tersebut, tapi masih banyak manusia melupakan jasanya tersebut, seperti pahlawan yang terlupakan. Maka ada yang berinisiatif untuk membangun sebuah monumen untuk mengenang jasa para tikus tersebut, terutama dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

Monumen itu berada di halaman Institut Sitologi dan Genetika Novosibirsk, Barat Daya Siberia, Rusia. Sebuah lembaga penelitian untuk studi genetika yang berbasis di Universitas Negeri Novosibirsk.

Bentuk monumen tersebut seperti tikus yang sedang berdiri dengan wajah yang berwujud wanita tua. Monumen tikus itu terlihat memakai kacamata dan pakaiannya seperti para peneliti di laboratorium. Wajah tikus tersebut dibuat menghadap ke bawah, menatap tangannya yang sedang memintal DNA heliks ganda.

Monumen tersebut pertama kali diperkenalkan ke publik pada tahun 2013. Monumen ini menggambarkan kawanan tikus yang rela mengorbankan diri mereka sebagai objek penelitian di laboratorium agar terus berkembangnya ilmu pengetahuan.

Monumen tikus itu juga melambangkan kemajuan penelitian tentang DNA selama bertahun-tahun kebelakang. Sebagian besar sumbangan dari kemajuan ilmu pengetahuan itu bersumber dari tikus-tikus yang tak terhitung jumlahnya, yang rela mengorbankan diri mereka sebagai bahan percobaan. Sungguh mulia hatimu wahai sang tikus…

Baca Juga:  Program Guru Berbagi Kemendikbud, Tempat Berbagi RPP dan Solusi Pembelajaran Jarak Jauh untuk Guru

Ternyata meskipun tikus banyak yang tidak suka karena dianggap jorok dan bikin geli, dia memiliki jasa yang sangat besar. Mungkin kalau tidak ada mereka perkembangan ilmu pengetahuan dan obat penyakit atau yang lainnya tidak akan berkembang seperti sekarang ini.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua, dan merubah stigma kita tentang tikus itu jorok dan menggelikan. Karena seyogyanya setiap makhluk yang hidup di dunia ini selalu mempunyai manfaatnya masing-masing.

Ditulis: Rais Fauzan (Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang)