You are currently viewing Adab (Sunnah) dan Tata Cara Pelaksanaan Shalat Idul Adha

Adab (Sunnah) dan Tata Cara Pelaksanaan Shalat Idul Adha

Forum Baca Islam Hari raya Idul Adha atau Idul Qurban akan jatuh pada setiap tanggal 10 Dzulhijjah setiap tahunnya, umat muslim menyambutnya dengan menggelar Shalat Id berjamaah dan melakukan penyembelihan hewan kurban. Ibadah tersebut dilakukan semata-mata untuk mencari Ridha Allah SWT. Sebagaimana yang diperintahkan dalam firman-Nya:

اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ *  فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak, maka dirikanlah Shalat karena Allah dan berkurbanlah.” (Q.S. Al-Kautsar: 1-2)

Shalat Idul Adha dilaksanakan tepat setelah jamaah haji melakukan wukuf di Padang Arafah yaitu tanggal 10 Dzulhijjah. Mengerjakan Shalat Idul Adha beserta khutbah sunah mu’akad hukumnya atau sangat dianjurkan.

Waktu mengerjakan Shalat Idul Adha disunahkan lebih pagi dari pada Shalat Idul Fitri, kurang lebih jam 07.00 yang dapat disesuaikan dengan daerah masing-masing. Shalat Idul Adha dapat dilakukan di Masjid atau Lapangan.

Terdapat Adab dan Sunnah dalam Shalat Idul Adha.

Sebelum mengerjakan Shalat Idul Adha kita disunahkan untuk melakukan hal-hal berikut:

  1. Mandi pada pagi harinya.
  2. Berpakaian sebaik-baik yang ada dan berhias.
  3. Tidak makan sebelum Shalat hari raya Idul Adha.
  4. Pergi ke tempat Shalat dengan berjalan dan pulang mengambil jalan lain.
  5. Memperbanyak membaca Takbir serta Dzikir , mulia pada malam harinya.

Sementara itu, tata cara pelaksanaan Shalat Idul Adha sama dengan Idul Fitri yakni dikerjakan tanpa dikumandangkan adzan dan iqamah. Hal ini berdasarkan pada hadits dari Ibnu Abbas R.A. dimana ia berkata:

لَمْ يَكُنْ يُؤَذِّنُ يَوْمَ الْفِطْر وَلَايَوْمَ الْأَضْحَى (متفق عليه)
“Tidak pernah dikumandangkan adzan pada hari raya ‘Idul Fitri dan juga Idul Adha.” (HR. Muttafaq ‘Alaih)

Berikut Tata Cara Pelaksanaan Shalat Idul Adha

  1. Tanpa adanya adzan, bilal menyerukan takbir serta “asshalatu’l jama’ah” dan seterusnya.
  2. Dikerjakan dengan berjamaah dan imam mengeraskan bacaan fatihah beserta surat atau ayatnya.
  3. Setelah takbiratul ihram serta niat, do’a iftitah seperti Shalat biasa.
Baca Juga:  Doa Sapu Jagat dan Artinya (Doa Segala Kebutuhan - All in One)

Niat Shalat Idul Adha

اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالَى
Usholli sunnatan ‘iidil adhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati ma’muuman lillaahi ta’aalaa

Artinya: “Saya niat sholat sunnah idul adha dua raka’at menghadap kiblat sebagai ma’mum karena Allah Ta’ala”

  1. Takbir lagi tujuh kali, antara takbir satu dengan lainnya sunnah membaca:
سُبْحَانَ الله وَالْحَمْدُ لله وَلَاإِلهَ إِلَّا الله وَالله أَكْبَرُ
“Maha suci Allah dan segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan selain Allah. Dan Allah Maha Besar.”
  1. Membaca fatihah dan surat. Disunahkan pula pada raka’at pertama membaca surat Al-A’la (Sabi Hisma).
  2. Menyelesaikan Shalat pertama seperti Shalat biasa.
  3. Berdiri raka’at kedua dengan takbir kemudian ditambah dengan 5 kali takbir
  4. Membaca fatihah dan surat. Sunah pula pula membaca surat Al-Ghasyiyah.
  5. Menyelesaikan Shalat kedua seperti Shalat biasa.
  6. Sesudah selesai Shalat dilanjutkan dengan dua khutbah.

Syarat dan Rukun Shalat Idul Adha

Adapun syarat dan rukun Khutbah Hari Raya Idul Adha sama dengan khutbah jum’at hanya ada sedikit perbedaan, yakni setelah bilal menyerukan bilallannya sebagai tanda khutbah akan dimulai, maka khatib berdiri mengucapkan salam dan terus saja berkhutbah. Tidak dengan duduk terlebih dahulu dan tidak pula adzan sebagaimana Shalat jum’at.

Ditulis: Nur Khulailatul Hurriyah
Referensi:

  • Al-Qur’an dan Terjemahnya. 20010. Departemen Agama RI. Bandung: Jabal Raudhatul Jannah.
  • Imam Zarkasyi. 1995. Fiqih 1, Ponorogo: Trimurti Press.
  • Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah. 2006. Fiqih Wanita, Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.
Editor: Fajar Wahid Rifai