You are currently viewing Memaksimalkan Peran Perempuan Sebagai Tiang Negara Di Era Milenial

Memaksimalkan Peran Perempuan Sebagai Tiang Negara Di Era Milenial

Forum Baca – Peran Perempuan atau Wanita Sebagai Tiang Negara di Era Milenial. Perempuan atau wanita adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sangat istimewa. Ia memiliki keunikan tersendiri dalam dirinya. Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang sangat mencolok di antara keduanya. Kekuatan laki-laki terletak pada fisiknya, sedangkan kekuatan seorang perempuan terletak pada hatinya. Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 36.

 ۖوَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنثَىٰ

“Dan bukanlah seorang laki-laki itu sama seperti perempuan”

Dalam firman tersebut Allah SWT menjelaskan bahwa keduanya tidak sama. Akan tetapi, pada dasarnya semua makhluk akan sama di hadapan Maha Pencipta secara amal dan perbuatannya.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Melalui Firman-Nya Surat Al-Hujurat ayat 13 tersebut Allah SWT menjelaskan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki derajat yang sama di hadapan-Nya, yang membedakan hanyalah ketakwaan dari hamba itu sendiri.

Rasulullah menjelaskan kedudukan seorang perempuan adalah sebagai tiang dalam suatu negara. Apabila suatu bangunan tidak memiliki tiang, maka bangunan tersebut tidak akan kokoh, bahkan roboh. Begitu pula dengan suatu negara, apabila tidak ada peran aktif perempuan dalam negara tersebut, maka hancurlah negaranya. Peran aktif seorang perempuan bukan hanya harus menduduki jabatan DPR, presiden, ataupun menteri-menteri lainnya. Berkontribusi membangun negara dapat dimulai dari aktif dalam lingkungan masyarakat sekitar. Kontribusi tersebut disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.

Sebagai seorang guru, berkontribusi mencerdaskan siswa siswinya agar berguna bagi nusa dan bangsa. sebagai seorang dokter, berkontribusi dalam mengobati luka dan memenuhi kebutuhan gizi para generasi bangsa pada khususnya, dan lain sebagainya. Maka dari itu, sangat penting bagi seorang perempuan untuk berperan aktif di lingkungannya demi terwujudnya baldatun toyyibatun wa robbun ghofuur.

Peran Perempuan atau Wanita dalam Membangun Sebuah Negara

Apa saja peran inti seorang perempuan dalam membangun sebuah negara? Perempuan memiliki tiga peran utama dalam hidupnya, yakni sebagai wanita shalihah, istri yang taat dan madrasah pertama bagi putra putrinya.

Baca Juga:  21 Keutamaan Menghafal Al-Qur’an yang Perlu Kamu Ketahui

1. Wanita Shalihah

الدنيا متاع و خير متاع الدنيا المرأة الصالحة (رواه مسلم)

“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah (H. R Muslim No. 1467)”

Hadist di atas menjelaskan bahwa wanita shalihah merupakan perhiasan termahal yang ada didunia ini. Keistimewaan seorang wanita shalihah melebihi dunia dan seisinya. Keberadaan wanita shalihah ini pun sangat langka. Peran sebagai wanita shalihah haruslah menjadi cita-cita setiap muslimah yang beriman. Bagaimana karakter wanita shalihah?

Sejarah Islam mencatat terdapat lima wanita shalihah yang dapat menjadi tauladan bagi para muslimah, mereka adalah Khadijah istri Rasulullah, Maryam bin Imran, Asyiyah istri Fir’aun, Fatimah putri Rasulullah, dan Rabiah Al-Adawiyah. Sifat dan karakter kelimanya sudah banyak dikisahkan dalam berbagai kitab karangan ulama’ bahkan Al-Qur’an Karim. Sifat dan karakter tersebut dapat dijadikan panutan bagi kita semua dalam kehidupan sehari-hari.

3. Istri yang Taat

Kewajiban seorang perempuan yang telah menikah adalah taat terhadap suami. Sebab setelah akad maka tanggung jawab orang tua terhadap putrinya beralih pada sang suami. Maka wajib bagi perempuan untuk mengabdikan diri terhadap suami. Pahala mengabdi pada suami setara dengan jihad berperang melawan musuh Allah. Khadijah istri Rasulullah merupakan figur istri yang taat terhadap suami. Khadijah pada awalnya seorang saudagar kaya rela memberikan seluruh kekayaannya untuk membantu Rasulullah berdakwah. Akan tetapi, ketaatan pada suami tidak berlaku dalam hal kemaksiatan. Asyiyah adalah istri Fir’aun yang taat pada perintah suami kecuali dalam hal keimanan. Asyiyah tetap mempertahankan Islam sebagai agamanya meskipun sang suami menjadi orang paling membangkang terhadap perintah Allah bahkan mengaku Tuhan.

3. Madrasah Pertama Bagi Putra Putrinya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh University of Washington, perempuan (dalam hal ini ibu), menurunkan gen kecerdasan lebih banyak karena perempuan memiliki dua kromosom X. Ayah hanya memiliki satu kromosom X. Kromosom inilah yang menentukan fungsi kognitif seorang anak. Maka dari itu, penting bagi seorang perempuan agar memiliki pendidikan yang setinggi-tingginya sebab ia menjadi acuan dalam menentukan kecerdasan anak.

Baca Juga:  11+ Adab dalam Membaca Al-Qur'an yang Wajib Diperhatikan

Ibu merupakan peletak dasar sifat dan karakter seorang anak. Mendidik dan mengasuh anak merupakan salah satu tanggung jawab terbesar seorang ibu. Sebab apabila seorang ibu mampu mendidik anaknya dengan baik maka ia pun telah mempersiapkan generasi cemerlang di masa depan. Maka dari itu, tak heran jika ibu dianggap sebagai madrasah pertama bagi putra putrinya.

Ketiga peran di atas apabila dapat dijalankan oleh seorang perempuan maka perannya sebagai tiang dalam suatu negara dapat terealisasikan dengan baik, sehingga dapat menciptakan negara yang kokoh dan memiliki masa depan yang cerah. Mari perempuan, saling berbenah dan berkawan demi terciptanya bangsa yang maju dan memiliki daya saing tinggi di era milenial.

Oleh: Khusna Kiswatul Azizah