You are currently viewing Pengertian Ilmu Tajwid
Al-Qur'an sebagai pedoman hidup umat muslim dunia

Pengertian Ilmu Tajwid

Al-Qur’an merupakan kitab suci agama Islam. Al-Qur’an berisi tentang pedoman-pedoman hidup umat Islam. Barang siapa yang membacanya dengan benar maka akan mendapat pahala dari Allah SWT. Dalam membaca Al-Qur’an terdapat kaidah-kaidah yang harus dipatuhi. Kaidah tersebut terkumpul dalam satu ilmu yang bernama ilmu tajwid. Ilmu tajwid merupakan salah satu ilmu yang penting untuk dipelajari oleh seluruh umat muslim.

Pengertian Tajwid

Secara bahasa, tajwid memiliki arti At-tahsin, artinya memperbaiki. Sedangkan menurut istilah, tajwid ialah ilmu yang mempelajari cara-cara membaca Al-Qur’an meliputi makhrijul huruf (tempat keluarnya huruf), ahkamul huruf (hukum-hukum huruf) dan sifat huruf.

Kegunaan Ilmu Tajwid

Kegunaan ilmu tajwid ialah:

  1. Agar tidak ada kesalahan dalam membaca ayat-ayat Allah.
  2. Agar ayat yang kita baca sesuai dengan kaidah yang ditetapkan

Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid

Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardu kifayah, sedangkan mengamalkannya merupakan fardu ‘ain bagi setiap orang yang membaca Al-Quran. Sesuai dengan ayat Al-Qur’an Al-Baqarah ayat 121:

اَلَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يَتْلُوْنَهٗ حَقَّ تِلَاوَتِهٖۗ اُولٰۤىِٕكَ يُؤْمِنُوْنَ بِهٖ ۗ وَمَنْ يَّكْفُرْ بِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ ࣖ

Artinya:

“Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barangsiapa ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi.”

Qiro’ah

Metode membaca Al-Qur’an yang dipakai di Indonesia merupakan Riwayat Imam Hafs bin Ashim. Akan tetapi, seain itu terdapat qiro’ah lain yang dipakai di seluruh dunia.

  • Nafi’ Bin Abi Nu’aim, berasal dari Asfihan, lahir pada 70 H dan wafat di Madinah pada masa akhir pemerintahan Al-Mahdi tahun 169 H. Murid atau perawi beliau yang masyhur adalah Abu Musa Isa bin Mina-Qolun (wafat 150 H) dan Abu said Utsman bin Said Al-Mishri-Warosy (wafat 197 H)
  • Abu Ma’bad Abdullah bin Katsir Al- Makki, berasal dari keturunan Persia tetapi dilahirkan di Makkah pada 45 H pada masa kekhalifahan Muawwiyah, wafat di Makkah tahun 120 H. Perawi-perawi nya yang masyhur adalah Abul Hasan Ahmad bin Muhammad Al-Bazzi dan Abu Umar Muhammad-Qunbul.
  • Abu Amr Zabban bin Al-A’la Al-Bashri, lahir di Makkah pada tahun 68 H dimasa khalifah Abdul Malik bin Marwan, wafat di Kufah pada tahun 154 H. Perawi-perawinya yang masyhur adalah Abu Umar Hafs bin Umar Ad-Dury (150-246 H), Abu Syu’ab Saleh bin Ziyad Al-Susi (173-261 H).
  • Abu Imron Abdullah bin Amir Al-Dimisyky, (Syam) pada tahun 28 H-118 H. Perawi-perawinya yang terkenal adalah Abu Al-Walid Hisyam bin Ammar (153-245 H) dan Abu Amr Abdullah bin Ahmad bin Basyir bin Dzaqwan (173-242 H).
  • Abu Bakar ‘Ashim bin Abi An Najud Al-Kufy wafat di Kufah pada tahun 127 H. Peraawi-perawinya yang masyhur adalah Abu Bakar bin ‘Ayyasyi Al-Kufy (95-193 H) dan Abu Umah Hafash bin Sulaiman (90-180 H).
  • Abu ‘Imarah Hamzah bin Hubaib Al-Ziyad Al-Kufy (80-156 H). Perawi-perawinya yang terkenal adalah Abu Muhammad Khalaf bin Hisyam Al-Bazar (150-229 H) dan Abu ‘Isa Khollad bin Khalid Al-Kufy wafat 220 H.
  • Abdul Hasan Ali bin Hamzah bin Abdullah Al-Kisa’i berasal dari kebangsaan Persia, wafat di Basrah pada tahun 189 H. Perawi-perawinya yang terkenal Abdul Harits Al-Laits bin Khalid wafat 240 H dan Abu Umar Ad-Dury.
Baca Juga:  Lika-liku Jalan Dakwah Habib Husein Ja’far hingga Jadi Idola Generasi Milenial

Metode Membaca Al-Qur’an

  • Tahqiq, membaca Al-Qur’an dengn metode tahqiq artinya membaca Al-Qur’an dengan menempatkan hak-hak huruf yang muncul sesungguhnya. Metode bacaan tahqiq ini sangat cocok bagi para mubtadi’in (pemula).
  • Tartil, membaca Al-Qur’an dengan pelan dan tanpa tergesa-gesa dengan memperhatikan makhorijul huruf, sifat huruf, mad-qoshr, dan kaidah lainnya sehingga suara bacaan menjadi jelas. Seperti bacaan Mahmud Qushairi. Bacaan tartil sudah belum tentu tahhiq sedangkan bacaan tahqiq sudah pasti tartil.
  • Tadwir, artinya membaca Al-Qur’an antara bacaan cepat dengan bacaan pelan (sedang).
  • Hadr , artinya membaca Al-Qur’an dengan sangat cepat, sehingga seakan-akan tidak jelas dalam suaranya.

Demikian beberapa metode dalam membaca Al-Qur’an yang ada, dari masing-masing metode harus menggunakan kaidah-kaidah tajwid yang berlaku, sehingga kesempurnaan bacaan masih tetap dan utuh. Sedangkan metode membaca yang terbaik adalah dengan metode yang kedua yaitu tartil.

Sumber: Panduan Ilmu Tajwid: Penuntun Cara Membaca Al-Qur’an dengan Baik dan Benar

Oleh: Unit Tahfidh Madrasatul Qur’an Tebuireng Jombang JATIM