Sudah sering kita mendengar kata Adab dalam kehidupan kita. Apa itu adab? Dalam bahasa Arab, kata adab merupakan bentuk kata benda dari kata kerja adaba yang berarti kesopanan, sopan santun, tata krama, moral, nilai-nilai, yang dianggap baik oleh masyarakat. Adab menurut Rasulullah SAW adalah pendidikan tentang kebajikan yang merupakan bagian dari keimanan (Ensiklopedia Tasawuf Imam al-Ghazali karya Luqman Junaedi).
Daftar Isi
Pentingnya Adab dalam Berbagai Aspek Kehidupan
Berikut adalah Dalil Hadist mengenai urgensi/pentingnya adab dalam segala aspek kehidupan.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أحب عباد الله إلى الله أحسنهم خلقًا
Artinya: “Rasulullah saw bersada: sesungguhnya hamba yang paling dicintai Allah adalah yang paling baik akhlaknya”. (HR. Bukhari)
Hadist diatas memberi penjelasan bahwa Allah sangat mencintai hamba yang senantiasa menyertakan adab dalam implementasi kehidupan sehari-harinya. Adab merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia karena adab mencakup segala hal yang berhubungan dengan manusia maupun Tuhannya mengenai perangai, tingkah laku dan tabiat.
Hadist diatas sekaligus sebagai penegasan kepada umat Islam bahwa adab menempati posisi yang penting dalam agama Islam. Tentu saja, urgensi dari adab tak lantas mengalahkan urgensi ibadah lainnya. Orang yang senantiasa beradab bukan berarti boleh meninggalkan ibadah shalat. Secara umum seluruh rangkaian perkara yang diatur dalam agama Islam selalu berkesinambungan.
Berita mengenai kenakalan remaja terus mewarnai media sosial. Kenakalan remaja yang sering terjadi hingga saat ini salah satunya aksi tawuran. Mirisnya, aksi tawuran remaja tersebut diikuti oleh pelajar berusia 12-14 tahun. Misalya aksi tawuran yang dilakukan pelajar di Jakarta Barat. Berdasarkan info yang diunggah oleh detik.com, terdapat aksi tawuran pelajar di Jakarta Barat pada Minggu 30 Desember 2020 dini hari.
Mirisnya, tujuan dari aksi tersebut hanya untuk viral saja. Hal ini harus menjadi perhatian khusus bagi para orang tua dan pendidik, mengingat para pemuda merupakan tonggak berdirinya suatu bangsa. Apabila runtuh moral para pemudanya, maka runtuh pula negaranya.
اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ
Artinya: “ Pada hari ini telah aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah aku cukupkan nikmat-ku bagimu, dan telah aku ridhai Islam sebagai agamamu.“ (Al-Maidah:3)
Islam merupakan agama yang sempurna, dengan Al-qur’an dan Hadist sebagai landasan utamanya. Segala aspek kehidupan telah diatur didalamnya. Sebagai muslim yang taat pada aturan agama, hendaknya senantiasa melandasi semua tingkah laku kita dengan Al-Qur’an dan Hadist, begitu pula dalam penerapan adab di kehidupan sehari-harinya.
Contoh Penarapan Adab dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Melandasi semua perbuatan pada Al-Qur’an dan Hadist
Semua perbuatan kita harus berdasarkan pada Al-Qur’an dan hadist. Sebab Islam telah menjadikan keduanya sebagai sumber dari segala sumber hukum dalam Islam. Maka dari itu, dalam beradab juga hrus berlandaskan Al-Qur’an dan hadist.
فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا …
Artinya: “…dan jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (kitab) dan rasul”. (An-nisa’: 59).
2. Mengokohkan keimanan, ketakwaan dan kualitas ibadah kepada Allah SWT
Kokohnya iman, takwa serta meningkatnya kualitas ibadah kepada Allah dapat membuat hati tenang, tentram dan aman. Rasa tenang, tentram dan aman tersebut dapat menumbuhkan adab yang baik dalam diri seseorang. Apabila iman seseorang rendah, maka hatinya akan kacau dan justru memicu munculnya perbuatan maksiat dalam diri seseorang. Banyak terjadi kriminalitas karena iman seseorang kurang kokoh karena sering terlena dengan godaan setan.
Salah satu cara untuk mengokohkan iman, takwa dan meningkatkan kualitas ibadah adalah dengan mengkohkan niat, meluruskan niat dalam hati bahwa seluruh perbuatan kita hanya ditujukan kepada Allah swt.
قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَ مَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Artinya: “katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam.” (Al-An’am: 162)
3. Menanamkan keikhlasan dalam semua perbuatan
فَادۡعُوا اللّٰهَ مُخۡلِصِيۡنَ لَهُ الدِّيۡنَ وَلَوۡ كَرِهَ الۡـكٰفِرُوۡنَ
Artinya: “Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya, meskipun orang-orag kafir tidak menyukainya” (Ghafir: 14)
Inti dari hidup kita di dunia ini ialah beribadah kepada Allah. Segala tingkah laku kita diniatkan utuk beribadah kepada Allah swt. Hendaknya segala perbuatan tersebut dilakukan dengan hati yang ikhlas. Hati yang ikhlas akan menjadikan kita senantiasa bersyukur dengan apapun hasil yang akan kita dapat nantinya.
4. Senantiasa mencintai ilmu dan mempelajarinya
Segala sesuatu yang diperintahkan allah memiliki tata cara dalam pelaksanaanya. Hal tersebut harus dipelajari oleh seluruh umat muslim, sehingga perintah allah dapat dilaksanakan dengan benar dan memberi manfaat bagi pelaksananya.
Seperti halnya dalam shalat fardu dengan shalat jenazah, keduanya memiliki waktu, syarat dan tata cara pelaksanaanya yg berbeda. Begitu pula dalam beradab, ia memiliki langkah-langkah tersendiri dalam pelaksanaanya.
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًايَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا,سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الجَنَّةِ . رَوَاهُ مُسْلِم
Artinya: “Barang siapa menempuh satu jalan (cara) untuk mendapatkan ilmu, maka Allah pasti mudahkan baginya jalan menuju surga” (HR. Muslim)
Balasan bagi mereka yang senantiasa bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu ialah surga. Surga merupakan tempat dimana segala kenikmatan berada. Bukankah itu tempat yang diinginkan oleh seluruh muslim semuanya?
5. Mengikutsertakan orang lain dalam melakukan perubahan dan menyiapkan ahli di bidang tertentu
Salah satu cara penerapan adab ialah dengan mengikutsertakan orang lain dalam perbuatan tertentu. Hal ini bisa dilakukan oleh orang tua kepada anaknya. Salah satu metodenya ialah dengan suri tauladan. Orang tua mengajarkan mengenai tata cara berbicara yang sopan kepada sesama dengan cara orang tua tersebut berbicara yang sopan pula kepada orang lain
7. Bercerita, berdiskusi dan saling bertukar pendapat
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
Artiya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk” (An-Nahl: 125).
Cara penanaman adab juga dapat dilakukan dengan bercerita, berdiskusi maupun saling bertukar pendapat dengan sesama. Penanaman adab dapat melalui cara menyampaikan informasi (informan) dan sikap kita sebagai pendengar yang baik.
Dalam menyampaikan pendapat hendaknya disampaikan dengan baik, sesuai fakta, dengan bahasa yang runtut dan jelas pula sehingga pendengar dapat menerima informasi dengan baik.
Begitu pula sebagai pendengar yang baik, hendaknya mendengarkan pembicaraan lawan dengan seksama, tidak menyela pembicaraannya, memberikan saran jika dibutuhkan serta tidak meremehkan pembicaraan lawan.