Iskandar Zulkarnanen atau Iskandar Agung merupakan salah satu pemimpin terhebat dan memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas. Sepanjang sejarah, tercatat terdapat empat pemimpin yang memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas, yaitu Namrud, Mukhtanassar, Nabi Sulaiman, dan Iskandar Zulkarnaen. Bahkan diperlukan waktu 500 tahun lamanya untuk mengunjungi seluruh wilayah kekuasaan tersebut. Pada pembahasan kali ini, penulis ingin bercerita mengenai salah satu pemimpin tersebut yakni Iskandar Zulkarnaen. Berita mengenai Iskandar Zulkarnaen pun dituliskan Allah dalam kitab suci umat Islam. Selain itu, banyak sekali mufassir dan ulama’ hadist yang meriwayatkan mengenai kisah Iskandar Zulkarnaen.
Kisah mengenai Iskandar Zulkarnaen dituliskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Kahfi ayat 83-99. Hal tersebut menandakan bahwa Iskandar Zulkarnaen bukanlah orang biasa dan bahkan Allah mengakui keberadaan dan kejayaan dari Iskandar Zulkarnaen. Ya, Iskandar Zulkarnen merupakan salah satu pemimpin terkuat sepanjang sejarah yang memiliki wilayah kekuasaan dari Barat hingga Timur. Ia ada sang penakluk agung yang mempu membuat dinding penghalang yang sangat kuat dan tidak dapat ditembus oleh manusia manapun. Ia memiliki bala tentara yang sangat banyak dan memiliki keahlian yang luar biasa di masing-masing bidangnya.
Asbabun nuzul dari ayat ini yaitu berawal dari dua pembesar Quraisy yang bernama Nadzhar bin Harist dan Uqbah bin Abi Mu’aid yang ragu dengan kenabian dari Nabi Muhammad SAW. Mereka kemudian menemui ulama Yahudi di Madinah dan bertanya apakah Muhammad benar seorang nabi ?. para pembesar Quraisy memutuskan untuk menemui ulama’ di Madinah karena pra ulama di Madinah masih memiliki ajaran Nasrani yang masih murni. kemudian ulama Yahudi tersebut meminta kedua pembesar untuk bertanya kepada Muhammad mengenai tiga hal, yaitu Dzulkarnaen, Ashabul Kahfi dan mengenai ruh. Apabila Muhammad bisa menjawab, maka benar adanya bahwa ia adalah seorang Nabi. Dan apabila Nabi Muhammad SAW dapat menjelaskannya. Mereka berjanji akan masuk agama Islam.
Tak lama kemudian para pembesar Quraisy kembali ke Makkah untuk menemui Nabi Muhammad SAW dan mengutarakan pertanyaan tersebut. Dengan rendah hati, Nabi Muhammad menyanggupi akan menjawab pertanyaan tersebut dengan menunggu datangnya wahyu dari Allah SWT. Tak berselang lama, turunlah wahyu Allah surat Al-Kahfi ayat 83-99 yang mengabadikan momen tersebut.
وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنْ ذِى الْقَرْنَيْنِۗ قُلْ سَاَتْلُوْا عَلَيْكُمْ مِّنْهُ ذِكْرًا
“mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Zulkarnain. Katakanlah, “Akan kubacakan kepadamu kisahnya.”
Tidak ada yang mengetahui pasti siapakah nama asli dari Zulkarnaen, apakah nama Zulkarnaen tersebut memang nama asli atau hanya gelar dari pemimpin tersebut. Zulkarnaen memiliki arti dua tanduk. Terdapat perbedaan pendapat para ulama mengenai alasan dari nama tersebut. Ada yang mengatakan karena kekuasaan beliau mencapai dua arah, yakni Barat dan Timur. Ada pula yang mengatakan bahwa jubah yang dikenakan oleh beliau memiliki tonjolan berupa dua tanduk, dan lain sebagainya.
اِنَّا مَكَّنَّا لَهٗ فِى الْاَرْضِ وَاٰتَيْنٰهُ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ سَبَبًا ۙ
“Sungguh, Kami telah memberi kedudukan kepadanya di bumi, dan Kami telah memberikan jalan kepadanya (untuk mencapai) segala sesuatu”
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT mengakui keberadaan dari Sang Penakluk Agung tersebut. Dan beliau memiliki kedudukan (kekuasaan) di muka bumi ini. Ayat diatas juga menjelaskan bahwa pemerintahan yang dipimpin oleh Iskandar Zulkarnaen merupakan pemerintahan yang mencapai puncak kejayaan.
فَاَتْبَعَ سَبَبًا
“maka dia pun menempuh suatu jalan.”
Pada suatu masa, Iskandar Zulkarnaen mengembara bersama ratusan bala tentaranya. Iskandar Zulkarnaen mengembara dengan membawa bala tentara, peralatan dan teknologi yang cukup serta peradaban. Jadi tentara dari Zulkarnaen bukan sekedar mereka yang ahli di bidang perang, akan tetapi ada pula yang ahli di bidang astronomi, kesehatan, cendekiawan, ulama, dll. Tujuan dari pengembaraan tersebut ialah untuk menegakkan agama Islam dan membangun peradaban umat muslim dunia.
حَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ مَغْرِبَ الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَغْرُبُ فِيْ عَيْنٍ حَمِئَةٍ وَّوَجَدَ عِنْدَهَا قَوْمًا ەۗ قُلْنَا يٰذَا الْقَرْنَيْنِ اِمَّآ اَنْ تُعَذِّبَ وَاِمَّآ اَنْ تَتَّخِذَ فِيْهِمْ حُسْنًا
“Hingga ketika dia telah sampai di tempat matahari terbenam, dia melihatnya (matahari) terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan di sana ditemukannya suatu kaum (tidak beragama). Kami berfirman, “Wahai Zulkarnain! Engkau boleh menghukum atau berbuat kebaikan (mengajak beriman) kepada mereka.”
Dalam pengembaraannya, Iskandar Zulkarnaen tiba di wilayah Barat. Di wilayah tersebut ia menemui suatu kaum yang tidak beragama. Kemudian Allah SWT berseru kepada Iskandar Zulkarnaen, ia boleh memerangi kaum tersebut atau mengajaknya untuk masuk Islam. Kemudian Iskandar Zulkarnaen memilih untuk mengajak mereka untuk masuk Islam dengan memberi peringatan. Peringatan tersebut terdapat dalam surat Al-Kahfi:
قَالَ اَمَّا مَنْ ظَلَمَ فَسَوْفَ نُعَذِّبُهٗ ثُمَّ يُرَدُّ اِلٰى رَبِّهٖ فَيُعَذِّبُهٗ عَذَابًا نُّكْرًا
“Dia (Zulkarnain) berkata, “Barangsiapa berbuat zalim, kami akan menghukumnya, lalu dia akan dikembalikan kepada Tuhannya, kemudian Tuhan mengazabnya dengan azab yang sangat keras.”
وَاَمَّا مَنْ اٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهٗ جَزَاۤءً ۨالْحُسْنٰىۚ وَسَنَقُوْلُ لَهٗ مِنْ اَمْرِنَا يُسْرًا ۗ
“Adapun orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka dia mendapat (pahala) yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami sampaikan kepadanya perintah kami yang mudah-mudah.”
Kemudian setelah Iskandar Zulkarnaen berhasil mengajak kaum tersebut untuk memeluk agama Islam, ia melanjutkan pengembaraannya bersama bala tentara tersebut.
ثُمَّ اَتْبَعَ سَبَبًا
“Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain).”
حَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ مَطْلِعَ الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَطْلُعُ عَلٰى قَوْمٍ لَّمْ نَجْعَلْ لَّهُمْ مِّنْ دُوْنِهَا سِتْرًا ۙ
“Hingga ketika dia sampai di tempat terbit matahari (sebelah timur) didapatinya (matahari) bersinar di atas suatu kaum yang tidak Kami buatkan suatu pelindung bagi mereka dari (cahaya matahari) itu”
كَذٰلِكَۗ وَقَدْ اَحَطْنَا بِمَا لَدَيْهِ خُبْرًا
“demikianlah, dan sesungguhnya Kami mengetahui segala sesuatu yang ada padanya (Zulkarnain).”
Akhirnya Sang Penakluk Agung bersama bala tentaranya tiba di suatu negeri di wilayah sebelah Timur. Ia mendapati suatu wilayah yang terbuka, masyarakat di wilayah tersebut tidak memiliki rumah dan hidup di alam terbuka, tidur beratapkan langit dan beralaskan tanah. Kemudian Iskandar Zulkarnaen mengerahkan bala tentaranya yang ahli di bidang infrastruktur untuk mengajarkan kepada kaum tersebut mengenai cara membuat bangunan untuk berlindung dari teriknya matahari dan dinginnya angin malam. Selain itu, Iskandar Zulkarnaen juga menyeru kepada agama Islam. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang terjadi pada Iskandar Zulkarnaen dan bala tentaranya.
ثُمَّ اَتْبَعَ سَبَبًا
Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi).
حَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ بَيْنَ السَّدَّيْنِ وَجَدَ مِنْ دُوْنِهِمَا قَوْمًاۙ لَّا يَكَادُوْنَ يَفْقَهُوْنَ قَوْلًا
“Hingga ketika dia sampai di antara dua gunung, didapatinya di belakang (kedua gunung itu) suatu kaum yang hampir tidak memahami pembicaraan.”
Setelah semua selesai, kemudian Sang Penakluk Agung melanjutkan pengembaraannya. Pada pengembaraan selanjutnya, ia sampai di antara dua gunung. Diantara dua gunung tersebut terdapat kaum yang tidak mengerti pembicaraan, mereka tidak dapat diajak berbicara oleh Zukarnaen dan bala tentaranya. Kaum tersebut bernama Ya’juj dan Ma’juj.
قَالُوْا يٰذَا الْقَرْنَيْنِ اِنَّ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ مُفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلٰٓى اَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا
“Mereka berkata, “Wahai Zulkarnain! Sungguh, Yakjuj dan Makjuj itu (makhluk yang) berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?”
قَالَ مَا مَكَّنِّيْ فِيْهِ رَبِّيْ خَيْرٌ فَاَعِيْنُوْنِيْ بِقُوَّةٍ اَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا ۙ
“Dia (Zulkarnain) berkata, “Apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan, agar aku dapat membuatkan dinding penghalang antara kamu dan mereka.”
Iskandar Zulkarnaen dimintai bantuan agar membuat dinding penghalang antara kaum Ya’juj Ma’juj dengan dunia luar. Hal tersebut karena apabila mereka keluar akan menimbulkan kerugian dan mengakibatkan kerusakan di muka bumi. Bahkan Iskandar Zulkarnaen dijanjikan imbalan apabila mampu membuat dinding penghalang tersebut. Akan tetapi, Iskandar Zulkarnaen menolak imbalan tersebut karena imbalan dari Allah lebih menjanjikan dari pada imbalan dari manusia. Iskandar Zulkarnaen hanya meminya bantuan berupa tenaga dan kekuatan untuk membuat dinding penghalang tersebut.
اٰتُوْنِيْ زُبَرَ الْحَدِيْدِۗ حَتّٰىٓ اِذَا سَاوٰى بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُوْا ۗحَتّٰىٓ اِذَا جَعَلَهٗ نَارًاۙ قَالَ اٰتُوْنِيْٓ اُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا ۗ
“Berilah aku potongan-potongan besi!” Hingga ketika (potongan) besi itu telah (terpasang) sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, dia (Zulkarnain) berkata, “Tiuplah (api itu)!” Ketika (besi) itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata, “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atasnya (besi panas itu).”
Iskandar Zulkarnaen membuat dinding penghalang dengan bahan besi dan tembaga. Perpaduan antara besi dan tembaga menghasilkan logam yang paling keras didunia. Di era tersebut, dimana belum ditemukannya teknologi secanggih saat ini, namun Iskandar Zulkarnaen dan bala tentaranya mampu menyelesaikan tugas tersebut. Terbentuklah dinding penghalang yang sangat kuat antara Ya’juj Ma’juj dengan dunia luar.
فَمَا اسْطَاعُوْٓا اَنْ يَّظْهَرُوْهُ وَمَا اسْتَطَاعُوْا لَهٗ نَقْبًا
“Maka mereka (Yakjuj dan Makjuj) tidak dapat mendakinya dan tidak dapat (pula) melubanginya.”
Dinding tersebut terbentuk sangatlah kuat. Tidak ada seorang pun yang dapat menembusnya, melubangi, maupun memanjat dinding penghalang tersebut.
قَالَ هٰذَا رَحْمَةٌ مِّنْ رَّبِّيْۚ فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ رَبِّيْ جَعَلَهٗ دَكَّاۤءَۚ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّيْ حَقًّا ۗ
“Dia (Zulkarnain) berkata, “(Dinding) ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila janji Tuhanku sudah datang, Dia akan menghancurluluhkannya; dan janji Tuhanku itu benar.”
Iskandar Zulkarnaen merupakan pemimpin yang taat kepada Allah SWT. Seluruh hidupnya ia curahkan untuk menegakkan Agama Allah. Maka, apabila ia telah selesai dari pekerjaan terbesarnya tersebut lantas tak membuat ia sombong, takabbur dan membanggakan diri. Sang Penakluk Agung tesebut berkata bahwa terselesaikannya tugas ini merupakan rahmat dari Allah SWT. Dan apabila Allah berkehendak dinding ini hancur, maka hal tersebut sangat mudah dilakukan oleh-Nya. Dan suatu saat dinding ini pasti akan hancur. Hancurnya dinding penghalang Ya’juj dan Ma’juj juga menjadi salah satu dari tanda-tanda datangnya hari kiamat.
Ayat diatas memiliki beberapa penafsiran di kalangan ulama. Bahwa Iskandar Zulkarnaen bukanlah manusia biasa. ada yang berpendapat bahwa Iskandar Zulkarnaen adalah seorang nabi, ada pula yang menyebut bahwa ia seorang wali. Beliau diberi anugerah untuk mengetahui sesuatu langsung dari Allah SWT baik berupa wahyu, maupun ilham.
وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَىِٕذٍ يَّمُوْجُ فِيْ بَعْضٍ وَّنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَجَمَعْنٰهُمْ جَمْعًا ۙ
“pada hari itu Kami biarkan mereka (Yakjuj dan Makjuj) berbaur antara satu dengan yang lain, dan (apabila) sangkakala ditiup (lagi), akan Kami kumpulkan mereka semuanya.”
Kelak Kaum Ya’juj dan Ma’juj akan diadili oleh Allah SWT di Padang Mahsyar bersama seluruh umat manusia di muka bumi ini. Kita semua akan memperoleh keadilan seadil-adilnya.