Hai purnama,
Masihkah keindahanmu terselimuti kabut yang begitu sedu?
Hingga secercah sinar mentari memupuskan harapanku tuk sekedar bersua dengan cahayamu
Aku tak henti-hentinya menanti hadirmu malam itu
Yang senantiasa tenangkan jiwa-jiwaku yang kian mendayu
Seraya berguman pada kalbu, “mengapa kau tak kunjung menemuiku?”
Hai purnama,
Mungkin benar apa yang petuah mereka nasihatkan padaku
“Ungkapkanlah, meski itu mungkin akan menghancurkanmu satu per satu”
Namun tahukah engkau, hai purnama?
Bahwa tak semua aksara dapat menyampaikan rasanya
Begitupun rasa yang tak selamanya terwakilkan aksara
– Malang, 12 Februari 2021