Forum Baca – Apa itu tauhid? Secara bahasa, tauhid berasal dari bahasa Arab tauhid bentuk masdar dari wahhada, yang artiya al-‘I’tiqaadu biwahdaaniyyatilah (keyainan atas keesaan Allah). Sedangkan secara istilah tauhid berarti mengesakan Allah, meyakini bahwa Allah itu Esa, tunggal, tiada sekutu bagi-Nya. Tidak membutuhkan bantuan siapa pun dalam berkuasa.
Daftar Isi
Ayat Al-Quran Tentang Tauhid
Surat Al-Ikhlas (112) ayat 1-4
قُلۡ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ
Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
اَللّٰهُ الصَّمَدُ
Allah tempat meminta segala sesuatu.
لَمۡ يَلِدۡ ۙ وَلَمۡ يُوۡلَدۡ
(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
وَلَمۡ يَكُنۡ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”
Macam-macam Bentuk Keesaan Kepada Allah SWT
Berdasarkan surat Al-Ikhlas di atas dapat disimpulkan bahwa Allah itu Maha Esa. Menurut Prof. Quraish Shihab, keesaan Allah mencakup empat hal yakni keesaan zat, keesaan sifat, keesaan perbuatan dan keesaan dalam beribadah kepada-Nya.
1. Keesaan Zat
Keesaan zat bermakna bahwa kita harus percaya bahwa Allah itu tunggal dan tidak terdiri dari unsur apa pun. Bukan pula gabungan dari beberapa unsur. Apabila suatu benda merupakan gabungan dari beberapa unsur hal tersebut membuktikan bahwa benda tersebut masih membutuhkan objek lain dalam perwujudannya. Sedangkan Allah tidak membutuhkan bantuan apa pun dalam perwujudan-Nya.
2. Keesaan Sifat
Keesaan sifat memberi makna Allah memiliki sifat yang berbeda dengan makhluk lainnya dalam hal substansi maupun kapasitasnya. Allah memiliki sifat Penyayang, begitu pula dengan manusia. Allah menganugerahkan pada tiap manusia perasaan kasih sayang antar sesama makhluk. Akan tetapi kasih sayang Allah sangat berbeda dengan sifat kasih sayang yang dimiliki oleh makhluk. Allah Maha Esa dalam sifat-Nya, sehingga tidak ada yang menyamai substansi dan kapasitas tersebut.
3. Keesaan dalam Perbuatan
Keesaan dalam perbuatan mengandung pengertian bahwa segala penciptaan dan kejadian yang ada di alam raya ini merupakan perbuatan Allah semata.
4. Keesaan dalam Beribadah
Sedangkan keesaan dalam hal beribadah kepada-Nya merupakan perwujudan dari ketiga keesaan di atas. Dalam berdoa maupun beribadah lainnya haruslah kepada Allah SWT semata, bukan kepada pohon, kayu batu maupun arwah nenek moyang.
الْعَالَمِينَ رَبِّ لِلَّهِ وَمَمَاتِي وَمَحْيَايَ وَنُسُكِي صَلاتِي إِنَّ…
“…Sesungguhya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku,semuanya karena Allah Pemelihara seluruh alam “(Al-An’am: 162)
Ayat di atas memberi makna bahwa dalam menyembah Allah harus dilakukan secara keseluruhan, dengan hati yang hadir kepada Allah. Segala tindakan kita di muka bumi ini ditujukan dan diniatkan untuk beribadah kepada Allah.
Keimanan terhadap sifat Allah Yang Maha Esa harus ditanamkan pada diri setiap muslim. Untuk mendukung ketercapaian keimanan tersebut harus didukung dengan ilmu-ilmu tauhid yang benar. Pemahaman serta implementasi mengenai ilmu tauhid secara baik dan bijak dapat menjadikan muslim bertauhid dengan benar.
Pengertian Ilmu Tauhid
Menurut Syekh Ibrahim ibn Muhammad al-Baijuri dalam Tuhfatul Murid ‘ala, pengertian ilmu tauhid adalah
هُوَ عِلْمٌ يقتدر بهِ عَنْ إِثْبَابِ الْعَقَائِدِ الدِّيْنِيَّةِ مُكْتَسَب مِنْ أَدِلَّتِهَا الْيَقِيْنِيَّةِ
“Ilmu Tauhid adalah ilmu yang dengannya mampu menetapkan aqidah-aqidah keagamaan yang diperoleh dari dalil-dalil meyakinkan.”
Agar mampu menetapkan akidah-akidah keagamaan berdasarkan dalil naqli kita harus mempelajari sifat-sifat Allah dan para rasul-Nya, baik yang wajib, mustahil maupun yang mukmin.
Ilmu ini dinamakan ilmu tauhid karena pokok pembahasannya yang paling penting adalah menetapkan keesaan Alah SWT dalam zat-Nya, dalam menerima peribadatan dari makhluk-Nya, dan meyakini bahwa Dialah tempat kembali. Keyakinan tauhid inilah yang menjadi tujuan utama bagi turunnya Nabi Muhammad SAW.
Referensi: Kementrian Agama Republik Indonesia. Akidah Akhlak: Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013. Cetakan pertama. 2014
Oleh: Khusna Kiswatul Azizah